Mengapa Pluto Tidak Lagi Dianggap sebagai Planet dalam Tata Surya

Pluto, yang pernah dianggap sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita, kini telah kehilangan gelarnya sebagai planet. Keputusan ini bukan tanpa kontroversi dan telah memicu berbagai diskusi di kalangan ilmuwan dan pengamat langit. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita dan apa implikasinya.

Mengapa Pluto Tidak Lagi Dianggap sebagai Planet dalam Tata Surya

Pluto - Penemuan dan Sejarah Awal

Pluto ditemukan pada tahun 1930 oleh seorang astronom Amerika Serikat bernama Clyde Tombaugh. Penemuan ini memicu kegembiraan di kalangan ilmuwan dan masyarakat umum, karena Pluto dianggap sebagai penemuan terbaru dalam eksplorasi tata surya kita. Pada saat itu, definisi sebuah planet belum begitu jelas, dan penemuan Pluto ditetapkan sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita.

Pluto memiliki daya tarik tersendiri karena ukurannya yang kecil dan jarak orbitnya yang unik. Selama beberapa dekade, Pluto dianggap sebagai salah satu dari sembilan planet dalam tata surya kita.

Perubahan Status Pluto

Segalanya berubah pada tahun 2006 ketika International Astronomical Union (IAU), sebuah organisasi yang berwenang dalam menetapkan definisi dan nama-nama objek langit, membuat keputusan penting. IAU memutuskan untuk memperbarui definisi sebuah planet dalam tata surya. Menurut definisi baru ini, sebuah objek langit harus memenuhi tiga kriteria berikut:

  • Objek tersebut harus berbentuk bulat akibat gaya gravitasinya sendiri.
  • Objek tersebut harus mengorbit Matahari secara langsung, bukan mengorbit objek lain yang mengorbit Matahari.
  • Objek tersebut harus dapat membersihkan lingkungan orbitnya dari objek-objek lain yang lebih kecil.

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, tetapi gagal dalam yang ketiga. Hal ini dikarenakan orbit Pluto yang sangat elips dan miring. Bahkan, terkadang orbit Pluto melintasi orbit Neptunus, yang jauh lebih besar daripada Pluto. Karena itu, Pluto tidak dapat memenuhi kriteria ketiga, yaitu membersihkan lingkungan orbitnya dari objek-objek lain yang lebih kecil.

Pluto dan Objek Sabuk Kuiper

Pluto bukanlah satu-satunya objek langit yang mengorbit Matahari di daerah luar tata surya kita. Ada ribuan objek langit lain yang memiliki karakteristik serupa dengan Pluto. Objek-objek ini dikenal sebagai objek sabuk Kuiper (Kuiper Belt Objects atau KBOs). Mereka adalah sisa-sisa bahan pembentuk planet yang tidak tergabung dalam pembentukan planet-planet utama dalam tata surya.

Beberapa KBO bahkan lebih besar dan lebih berat daripada Pluto. Contoh dari KBO yang besar adalah Eris, Makemake, dan Haumea. Jika Pluto tetap dianggap sebagai planet, maka objek-objek serupa ini juga harus dianggap sebagai planet. Ini akan menghasilkan puluhan bahkan ratusan planet dalam tata surya kita, yang jelas akan menjadi sangat membingungkan.

Munculnya Konsep Planet Kerdil

Untuk menghindari kebingungan yang mungkin timbul, IAU memutuskan untuk menciptakan kategori baru yang disebut "planet kerdil" atau "dwarf planet." Planet kerdil adalah objek langit yang memenuhi dua kriteria pertama sebagai planet (berbentuk bulat dan mengorbit Matahari secara langsung), tetapi gagal dalam kriteria ketiga (tidak dapat membersihkan lingkungan orbitnya dari objek-objek lain yang lebih kecil).

Saat ini, ada lima objek langit yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil oleh IAU, yaitu Pluto, Eris, Makemake, Haumea, dan Ceres. Ceres adalah objek langit yang mengorbit Matahari di antara Mars dan Jupiter, di dalam daerah yang dikenal sebagai sabuk asteroid. Ceres pernah dianggap sebagai asteroid terbesar, tetapi kemudian dinaikkan statusnya menjadi planet kerdil karena bentuknya yang bulat.

Kenapa Pluto Masih Menarik?

Meskipun Pluto kehilangan statusnya sebagai planet, hal itu tidak mengurangi kepentingannya dalam penelitian tata surya kita. Pluto tetap menjadi objek langit yang menarik dan penting untuk dipelajari. Ada beberapa alasan mengapa Pluto masih menarik bagi ilmuwan dan peneliti:

1. Satelit Pluto

Pluto memiliki lima satelit alami, yaitu Charon, Nix, Hydra, Kerberos, dan Styx. Yang paling menarik adalah Charon, yang hampir seukuran dengan Pluto itu sendiri. Mereka membentuk sistem biner yang unik dan telah menjadi fokus penelitian intens.

2. Atmosfer Pluto

Pluto memiliki atmosfer yang tipis yang terdiri dari nitrogen, metana, dan karbon monoksida. Meskipun atmosfernya sangat tipis, pemahaman tentang komposisi dan dinamika atmosfer Pluto dapat memberikan wawasan tentang proses-proses yang terjadi di objek langit lain dalam tata surya kita.

3. Permukaan Pluto

Pluto memiliki permukaan yang bervariasi, dengan daerah-daerah yang berwarna putih, merah, oranye, dan biru. Studi tentang permukaan Pluto dapat memberikan petunjuk tentang komposisi dan evolusi objek tersebut.

4. Misi New Horizons

Pada tahun 2015, wahana antariksa New Horizons milik NASA berhasil melewati Pluto dan mengirimkan gambar dan data-detail yang belum pernah terlihat sebelumnya. Misi ini mengungkapkan banyak hal baru dan mengejutkan tentang Pluto, seperti warna, bentuk, struktur, atmosfer, dan sejarahnya.


Meskipun Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita, hal itu tidak mengurangi pentingannya dalam penelitian astronomi. Perubahan status Pluto menjadi planet kerdil adalah hasil dari perkembangan pemahaman ilmiah kita tentang tata surya dan definisi objek langit. Pluto, bersama dengan objek-objek serupa di sabuk Kuiper, tetap menjadi sumber penelitian yang penting dan menarik dalam upaya kita untuk lebih memahami asal usul dan evolusi tata surya kita yang luas.


FAQ

1. Apa itu Pluto?

Pluto adalah sebuah objek langit yang mengorbit Matahari dan pernah dianggap sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita. Namun, sekarang Pluto diklasifikasikan sebagai planet kerdil atau dwarf planet oleh International Astronomical Union (IAU).

2. Mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet?

Pluto kehilangan statusnya sebagai planet karena tidak memenuhi kriteria ketiga definisi baru planet yang ditetapkan oleh IAU. Kriteria tersebut menyatakan bahwa sebuah objek langit harus dapat membersihkan lingkungan orbitnya dari objek-objek lain yang lebih kecil.

3. Apa perbedaan antara planet dan planet kerdil?

Perbedaan utama antara planet dan planet kerdil adalah kemampuan untuk membersihkan lingkungan orbit dari objek-objek lain yang lebih kecil. Planet kerdil memenuhi dua kriteria pertama definisi planet (berbentuk bulat dan mengorbit Matahari secara langsung), tetapi tidak memenuhi kriteria ketiga.

4. Ada berapa planet kerdil dalam tata surya kita selain Pluto?

Selain Pluto, ada empat objek langit lain yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil oleh IAU. Mereka adalah Eris, Makemake, Haumea, dan Ceres.

5. Apa yang membuat Pluto tetap menarik bagi ilmuwan meskipun bukan planet?

Pluto tetap menarik bagi ilmuwan karena memiliki lima satelit alami, atmosfer tipis, dan permukaan yang bervariasi. Selain itu, misi New Horizons telah memberikan wawasan baru tentang Pluto, membuatnya menjadi objek penelitian yang penting dalam pemahaman tata surya kita.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama